TUGAS
INDUVIDU
MATA KULIAH
MEDIA PEMBELAJARAN
PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
KELAS XI DI SMAN 1 PANGKALAN
KURAS
DOSEN PENGAMPU
Dr. Indrati Kusumaningrum, M.Pd.
Oleh :
RAZALI
NIM : 1109875
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
BAB 1
A. Teori Belajar dan Pembelajaran
Belajar pada dasarnya merupakan perubahan tingkah laku pada diri
pebelajar dan perubahan pebelajar dengan lingkungan sekitar. Dengan proses
belajar yang dilakukan oleh pebelajar, dinilai mampu merubah tingkah laku si
pebelajar itu sendiri. Belajar menurut Hergenhahn dan Olson (2008:4) merupakan
proses ketika mempelajari perilaku yang berakibat bagi seseorang untuk
bisa mengambil kesimpulan mengenai proses tersebut yang diyakini sebagai sebab
dari perubahan tingkah laku yang terjadi. Hergenhahn dan Olson
(2008:8) bahwa, Belajar adalah perubahan perilaku atau potensi perilaku yang relatif
permanen yang berasal dari pengalaman dan tidak bisa dinisbahkan ke temporary
body states (keadaan tubuh temporer) seperti keadaan yang disebabkan oleh
sakit, keletihan atau obat-obatan.
Belajar yang dimaksud Hergenhahn dan Olson adalah kegiatan
yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan tidak bisa
dipindahalihkan begitu saja tanpa proses yang dilakukan. Perubahan tingkah laku
akibat sakit, keletihan dan pengaruh obat-obatan juga nilai sebagai hasil bukan
dari proses belajar. Senada dengan Hergenhahn dan Olson, Prayitno (2009:309)
mengungkapkan bahwa:
Belajar merupakan proses perubahan tingkah
laku individu yang diperoleh melalui pengalaman, melalui proses
stimulus-respon, melalui pembiasaan, melalui peniruan, melalui pemahaman dan
penghayatan, melalui aktivitas individu meraih sesuatu yang dikehendakinya.
Dalam
hal ini Hergenhahn dan Olson membatasi perubahan tingkah laku pada perilaku
yang bersifat permanen. Sedangkan Prayitno membatasinya pada konsep operasional
dari belajar itu sendiri. Prayitno secara lebih operasional mengemukakan bahwa
“belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru” (2009:310).
John
Dewey mengungkapkan sebagian besar dari kita tidak belajar dengan cara diberi
tahu, tetapi dengan berbuat (1916). Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dimiliki
setelah usaha belajar dan interaksi dilakukan untuk menguasai sesuatu yang
baru. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah dari tingkah laku yang
sebelumnya belum dimiliki ke tingkah laku yang baru yang menetap secara
permanen, bukan tingkah laku yang berubah akibat keletihan, sakit, pendewasaan
dan narkoba.
Sedangkan
pembelajaran mengarah kepada proses pembelajaran yang dilakukan secara
terus menerus. Seperti yang diungkapkan Taber (2009:8) bahwa, Learning is
a process concerned with changes in knowledge and understanding, so strictly a
study that merely investigates what students think or believe (or at least can
suggest in response to a researcher’s questions) at one point in time should
not be considered to be a study of learning
Taber
menjelaskan bahwa pembelajaran lebih terpusat pada proses perubahan dan
pemahaman melalui kegiatan belajar yang berlangsung secara terus menerus. Dari
kegiatan yang berkelanjutan tersebut, dapat dibentuk suatu pemikiran atau
keyakinan terhadap sesuatu.
Kemudian
menurut Oemar Hamalik (2008:57) pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Operasional pembelajaran sebagai proses dari pembelajaran itu sendiri menurut
Prayitno (2009:478) diikuti oleh peserta didik, diatur oleh pendidik, meliputi
tujuan dan isi pembelajaran, metode dan alat bantu pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
Kegiatan
belajar memiliki beberapa fase, diantaranya: fase motivasi, fase pengetahuan,
fase perolehan, fase retensi, fase pemanggilan, fase generalisasi, fase
penampilan, dan fase umpan balik. Berdasarkan delapan fase tersebut, menurut
Ratna Wilis bahwa:
Gagne menyarankan beberapa fase dalam
kegiatan pembelajaran. Yaitu mengaktifkan motivasi, memberi tahu tujuan
belajar, mengarahkan perhatian, merangsang ingatan, menyediakan bimbingan belajar,
meningkatkan retensi, melancarkan tranfer belajar dan mengeluarkan penampilan
dengan memberikan umpan balik.
Sedangkan
Rusman (2011:1) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang
terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang
lainnya. Komponen yang dimaksud oleh Rusman adalah tujuan pembelajaran, materi,
metode, dan evaluasi pembelajarannya. Jika dikaitkan dengan penelitian yang
akan dilakukan, komponen-komponen tersebut harus menjadi perhatian pendidik
dalam memilih atau mengembangkan model pembelajaran yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran harus memperhatikan fase
dalam tindakan pembelajaran dan komponen pembelajaran itu sendiri.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara
berkelanjutan yang dalam pelaksanaannya memerhatikan fase tindakan pembelajaran
dan komponen pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang ditentukan
B. Teori Media
Kata media merupakan bentuk jamak dari
medium yang berarti perantara, sedangkan menurut istilah adalah wahana
pengantar pesan. Beberapa teknologi pengajaran, banyak memberikan batasan
definisi tentang media pengajaran,
diantaranya:
- Menurut AECT (Association of Education end Communication Tecnonology) memberi batasan mengenai media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
- Menurut NEA (National Education Assocation) menyatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Dan hendakanya dapat dimanupulasi, dilihat, didengar dan dibaca.
- Gagne menyatakan bahwa, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
- Briggs berpendapat, media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, misalnya buku, film bingkai, kaset dan lain-lain.
Perkembangan selanjutnya Martin dan
Briggs (1986) memberikan batasan mengenai media pembelajaran yaitu mencakup
semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa.
Kesimpulan dari berbagai pendapat di atas adalah:
- Media adalah wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada penerima pesan tersebut
- Bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan instruksional
- Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada penerima pesan (anak didik)
Berdasarkan beberapa batasan tentang media pengajaran, maka dapat
dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung dalam media pengajaran, antara lain:
- Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indera.
- Media pembelajaran memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai soft ware (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang meupakan isi yang ingin disamapaikan kepada siswa.
- Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.
- Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik dalam kelas maupun di luar kelas.
- Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
- Media pembelajaran dapat digunakan secara massa (misalnya: radio, televisi) kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: slide, film, vidio,OHP) atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio, tape/kaset video recorder).
- Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan suatu ilmu.
Bentuk-bentuk Media Audio Visual
Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk yang bervariasi sebagaiman dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya.
Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:
- Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
- Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.
- Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.
- Media visual gerak contoh, film bisu
- Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya
- Media seni gerak
- Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
- Media cetak contoh, televisi (Soedjarwono, 1997: 175).
Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai sumber belajar, memberikan suatu alternatif dalam memilih dan mengguanakan media pengajar sesuai dengan karakteristik siswa. Media sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan audio visual. Ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dan tentu saja dengan guru itu sendiri.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio Visual
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kriteria pemilihan media pengajaran antara lain “tujuan pengajaran yang diingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak, mutu teknis, dan biaya” (Basyiruddin, 2002: 15). Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai dengan pendapat lain yang mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media pengajaran sebagai berikut:
- Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan pemikiran prinsip-prinsip seperti sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan t5ugas-tuigas yang melibatkan pemikiran tingkat yang lebih tinggi.
- Tepat untuk mendukung isis pelajaran yang yang sifatnya fakta, konsep, prinsip yang generalisasi agar dapat membantu p0roses pengajaran secara efektif, media harus selaras dan menunjang tujuan pengajaran yangt telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.
- Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam memilih media sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan atau berdampak pada hasil pengajaran siswa.
- Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
- Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kerlompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecilatau perorangan. Ada media yang tepat untuk kelompoik besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
- Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persaratan teknis tertentu misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang berupa latar belakang (Arsyad, 2002 : 72)
Dengan adanya gambaran di atas, kriteria pemilihan media audio visual memiliki kriteria yang merupakan sifat-sifat yang harus dipraktekan oleh pemakai media, kriteria tersebut antara lain:
- Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
- Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran.
- Harus luwes, keperaktisan, dan ketahan lamaan media yang bersangkutan untuki waktu yang lama, artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan (Sadiman, 2002 :1984)
Dengan berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa pemilihan media harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik anak didik, pemilihan media audio visual dapat membantu siswa dalam menyerap isi pelajaran, media yang dipilih harus mampu memberikan motivasi dan minat siswa untuk lebih berprestasi dan termotivasi lebih giat belajar.
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu, diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang memadai, kinerja, dan sikap yang baru serta memiliki peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur.
BAB II
RANCANGAN
PENGGUNAAN MEDIA DENGAN MODEL ASSURE
A. Pegertian Assure
Model ASSURE adalah jembatan antara
peserta didik, materi, dan semua bentuk media. Model ini memastikan
pengembangan pembelajaran dimaksudkan untuk membantu pendidik dalam
pengembangan instruksi yang sistematis dan efektif. Hal ini digunakan untuk
membantu para pendidik mengatur proses belajar dan melakukan penilaian hasil belajar
peserta didik. Ada enam langkah dalam pengembangan model ASSURE yaitu: Analyze
learner; State objectives; Select instructional methods, media and materials;
Utilize media and materials; Require learner participation; Evaluate and
revise.
Rancangan
penggunaan media dengan model ASSURE akan dilakukan pada ruang kelas mahasiswa
yang mengambil mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer Program Studi
Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Padang. Dalam buku panduan akademik,
mata kuliah ini akan keluar pada semester ganjil hitungan semester lima untuk
setiap tingkatnya. Dimana kegiatan pembelajarannya dilakukan di laboratorium
komputer program studi.
2. PENGGUNAAN MODEL ASSURE1. Analisis Pebelajar
Karakteristik
umum dari pebelajar Desain Pembelajaran Berbasis Komputer adalah pebelajar yang
sudah melalui pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Diasumsikan dapat
membaca, memahami dan menganalisis bahkan dapat berkreatifitas mengeluarkan
ide-ide untuk menunjukkan eksistensi dari diri sendiri. Bisa menggunakan dan
berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan memiliki keberagaman suku namun
semuanya berkewarganegaraan Indonesia. Dengan kemajuan terknologi informasi dan
komunikasi, semua pebelajar diasumsikan dapat berinteraksi dengan internet.
Secara umum, pebelajar meperliahatkan kurang tertarik dan apati terhadap
kegiatan pembelajaran ketika aktivitas berorientasi pada buku teks.
Sedangkan karakteristik dasar
yang spesifik yang dimiliki pebelajar untuk mata kuliah Desain Pembelajaran
Berbasis Komputer adalah bahwa mereka sudah memiliki stomata tentang
Pembelajaran Berbasis Komputer sejak awal bergabung dengan program studi
Teknologi Pendidikan. Kompetensi prasayat yang akan digunakan pada mata kuliah
Desain Pembelajaran Berbasis Komputer adalah mengetahui jenis mata pelajaran di
sekolah dasar dan mengengah yang akan dikembangkan dan memiliki keinginan untuk
mengeluarkan ide dalam merancang pembelajaran berbasis komputer.
Selain
itu, gaya belajar yang dimiliki pebelajar adalah beragam, baik itu kecerdasan
majemuk, kekuatan konseptual, kebiasaan memproses informasi, motivasi, dan
faktor fisiologis.
2. Menentukan standar dan
tujuan
Berdasarkan
tujuan pendidikan nasional (aims), tujuan pendidikan untuk perguruan
tinggi (goals), maka standar (sebagai objectives) yang harus
dipenuhi pebelajar pada mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer
adalah memahami model-model pengembangan pembelajaran berbasis komputer.
Sedangkan
tujuan akhir yang harus dicapai pebelajar adalah bahwa pebelajar dapat
merancang dan menghasilkan sebuah rancangan untuk kegiatan pembelajaran
berbasis kompuer di kelas dasar dan menengah (rumus ABCD-audience,
behavior,condition and degree).
3. Memilih strategi, teknologi,
media dan materi
a. Memilih
strategi
Jika
merujuk pada ARCS (attention, relevant, confidence and satisfaction)
maka strategi yang akan dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini adalah
strategi yang berpusat pada pembelajar dan strategi yang berpusat pada
pebelajar.
b. Memilih
teknologi dan media
Jika
merujuk pada kriteria media dan teknologi yang disebut Smaldino (2007:97) maka
teknologi dan media yang dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini menggunakan
teknologi berbasis komputer. Melibatkan unit komputer, jaringan internet, web
pembelajaran yang dirancang oleh pembelajar, whiteboard, dan
proyektor.
c. Memilih materi
Sebelum
memilih materi, terlebih dahulu akan dilakukan obsevasi awal dengan melakukan
pengumpulan materi yang siap pakai, meminta keterlibatan spesialis materi dan
memintai pendapat dari pembelajar lain. Kesemuanya akan digabung dan diseleksi
menjadi materi yang akan digunakan dalam perencanaan pembelajaran ini.
Pemilihan itu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan dari
pelajar, karena materi yang siap pakai yang diperoleh, biasanya butuh sentuhan
modifikasi, maka sentuhan itu perlu keterlibatan spesialis dan pembelajar lain.
Kemudian dalam pemilihan materi juga akan memerhatikan hak cipta dari materi
tersebut. Maka materi yang dipilih dalam pembelajaran yang akan dilakukan
adalah Model-model Pembelajaran Berbasis Komputer. Ada empat model, model
drill, model simulasi, model games dan model tutorial. Materi ini dimasukkan ke
dalam web pembelajaran yang akan digunakan.
4. Menggunakan teknologi media dan materi
Menggunakan
terknologi, media dan materi digunakan proses 5P, preview, prepare (teknologi,
media dan materi), prepare (lingkungan), prepare (pebelajar) and provide.
Setelah semuanya bisa dikondisikan untuk kondisi belajar, maka dilakukan
kegiatan pembelajaran.
Kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan menggunakan model pembelajaran blended learning,
yaitu menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online.
Web pembelajaran yang telah disediakan pembelajar digunakan sebagai media di
dalam ruang kelas dan sebagai sumber belajar di luar ruang kelas. Untuk sumber
belajar, web pembelajaran dibaca dan dipahami pebelajar, hasil pemahaman masing-masing
akan dibahas dalam diskusi pada pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan sebagai
media, web pembelajaran membantu memberikan contoh konkrit dari pada yang
pembelajar jelaskan. Karena menggunakan ruangan yang membutuhkan arus listrik,
perlu mencek arus dan memastikan semua komputer terhubungan ke internet.
Memeriksa semua perlatakan yang dibutuhkan seperti speaker, headset dan
printer. Selain lingkungan, juga mengkondisikan pebelajar mulai dari motivasi
dan minat.
Pada
pelaksanaan di ruang kelas, pebelajar memiliki masing-masingnya satu unit
komputer. Melalui komputer masing-masing pembelajar akan mengakses web
pembelajaran. Ketika pembelajar merasa pebelajar membutuhkan penjelasan lebih
lanjut dan detail, contoh dan perbandingan dari model pembelajaran berbasis
komputer maka pebelajar diminta untuk memerhatikan web pembelajaran. Bila
perlu, komputer pembelajar ditampilkan melalui proyektor agar tidak bias. Jadi
dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka, pada saat yang dirasa dibutuhkan
pembelajaran online maka dilakukan pembelajaran online dalam kegiatan
pembelajaran tatap muka. Yang kemudian disebut dengan blended learning.
5. Mengharuskan partisipasi pebelajar
Pelaksanaan
blended learning
menuntut partisipasi aktif dari pebelajar, melalui forum diskusi yang disediakan
dalam web pembelajaran, tanya jawab melalui komentar-komentar di bawah materi
bahasan dan juga beberapa halaman sites yang diisi oleh team-team. Kupasan
materi yang diupload team, disepakati diawal pembelajaran. Bentuk tuntutan
untuk pebelajar adalah berupa latihan-latihan, laporan diskusi di luar ruang
kelas, tugas kelompok yang akan dipresentasikan dan partisipasi dalam diskusi
di ruang kelas.
Dari
partisipasi pebelajar diharapkan pebelajar memiliki pengalaman yang
mengantarkan mereka pada kompetensi untuk berkreatifitas menghasilkan rancangan
pembelajaran berbasis komputer. Baik itu merancang pembelajaran,
flowchart dan storyboard.
6. Mengevaluasi dan merevisi
Ada
beberapa hal yang akan dievaluasi dan direvisi, diantaranya adalah hasil
belajar dengan penilaian autentik dan portofolio, kemudian mengevaluasi
strategi, terknologi dan media yang dipilih serta evaluasi pembelajar.
Pertama
evaluasi hasil belajar dengan autentik, yaitu mengharuskan pebelajar untuk
menggunakan proses yang sesuai dengan konten dengan bagaimana konten tersebut
digunakan dalam dunia nyata. Dalam mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis
Komputer, akan dievaluasi bagaimana kemampuan pebelajar untuk merancang
pembelajaran berbasis komputer menggunakan empat model pembelajaran yang telah
dikenalkan. Penilaian autentik ini akan didukung dengan portofolio yang
dimiliki pebelajara selama melakukan proses pembelajaran, baik itu tugas
kelompok, tugas pribadi dan rancangan desain pembelajaran berbasis komputer.
Portofolio yang dibuat pebelajar menggambarkan pencapaian pebelajar terkait
dengan analisis, sintesis dan evaluasi. Karena ini blended learning, juga ada
portofolio eletronik dan portofolio tradisional. Portofolio elektronik
diserahkan dalam bentuk CD yang diburning dan portofolio tradisional dalam
bentuk printout.
Kedua
mengevaluasi strategi, teknologi dan media akan dilakukan dengan melakukan
survei dan observasi. Survei dilakukan dengan cara membagikan daftar pertanyaan
berupa pendapat pebelajar terhadap strategi, teknologi dan media yang
digunakan. Sedangkan observasi digunakan untuk melihat secara langsung umpan
balik pebelajar dari strategi, teknologi dan media yang digunakan.
Ketiga
evaluasi pembelajar dilakukan dengan empat cara, yaitu melalui diri sendiri,
pebelajar, rekan dan administrator. Dengan diri sendiri dilakukan dengan
membuat rekaman audio atau video berisi kegiatan pembelajaran. Dari audio dan
video yang diperoleh, pembelajar dapat mempelajari seluruh kegiatan dan
memperbaiki diri.
Pebelajar
juga dapat dimintai untuk melakukan penilaian dengan memberikan saran-saran dan
masukan. Begitu juga dengan rekan sejawat, rekan dapat melakukan pemantauan
selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan mintai saran untuk melakukan
perbaikan. Dan dengan bantuan adminstrator juga bisa dilakukan, yaitu dengan
cara administrator mengunjungi kelas dan memberikan masukan pada pembelajar
yang telah melakukan kegiatan pembelajaran.
Rancangan pembelajaran untuk pembelajaran Bahasa Indonesia model ASSURE dapat dilihat pada lampiran. Kelas XI SMAN 1 Pangkalan Kuras ditetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (
KKM ) untuk bidang studi Bahasa Indonesia adalah 70, oleh sebab itu dengan
penerapan rancangan pembelajaran model ASSURE ini diharapkan siswa mampu
bekerja mencapai KKM tersebut. Model ASSURE merupakan model desain pembelajaran
yang bersifat praktis dan mudah diimplimentasikan dalam mendesain aktivitas
pembelajaran yang bersifat individual maupun klasikal. Dalam menganalisis
karakteristik siswa sangat memudahkan untuk menentukan metode, media dan bahan
ajar yang akan digunakan, sehingga dapat menciptakan aktivitas pembelajaran
yang efektif, efisien dan menarik. Berikut analisis disesuaikan dengan model
ASSURE
a. Analisis siswa
SMAN 1 Pangkalan Kuras merupakan salah
satu sekolah menengah atas di Sorek Satu. Letak sekolah ini sangat strategis
yaitu terletak di ibu kota Kecamatan Pangkalan Kuras. SMAN 1 pangkalan Kuras akan diterapkan model pembelajaran yang model
ASSURE. Pelaksanaan pembelajaran del ASSURE ini akan diterapkan di kelas XI IPA
dan IPS. Kelas XI terdiri dari 7 lokal yaitu 3 lokal IPA dan 4 lokal IPS. Kelas
XI IPA 1 terdiri dari 43 siswa, XI IPA 2 terdiri dari 41 siswa, XI IPA 3
terdiri dari 42 siswa. Sedankan untuk lokal IPS 1 tersiri dari 42 siswa, XI IPA
2 terdiri dari 42 siswa, XI IPA 3 terdiri dari 42, dan XI IPS 4 terdiri dari 37
siswa.
b. Tujuan dan standar yang diharapkan
Satandar kompetensi : memahami
pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar.
Kompetensi dasar: merangkum isi pembicaraan dalam diskusi atau seminar.
Indikator : A) mampu mencatat pokok-pokok pembeicaraan dan apa isi
pembicaraannya. B) Mampu merangkum seluruh isi pembicaraan kedalam beberapa
kalimat. C) mampu menanggapai rangkuman ynag dibuat teman. Tujuan dari materi
ini ialan agar siswa dapat merangkum isi pembeicaraan dalam suatu diskusi atau
seminar.
b. Media yang digunakan
Seperti yang telah
dijelaskan di atas bahwa media yang digunakan adalah media Audio Visual ( rekaman
pembicaraan sustu diskusi atau seminar ). Melalui media Ausio Visual ini guru
melengkapi materi pembelajaran dengan menggunakan CD mendengarkan.
1.Media ( audio
visual )
Rekaman CD disiapkan dan akan diputarkan dihadapan
siswa.
d. Bahan ajar
Bahan ajar yang
dibuat guru berupa Diktat atau buku paket bahasa Indonesia untuk kelas XI yang
materinya membahas tentang memahami pendapat dari berbagai sumber dalam diskusi
atau seminar yaitu merangkum isi pembicaraan dalam diskusi atau seminar.
e.Evaluasi
Evalusi yang
digunakan berupa tes essay pada setiap pertemuan atau bisa juga digunakan tes
objektif untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi, tetapi dalam
pelaksanaan pembelajaran, guru melampirkan penilaian observasi sejauh mana
pemahaman siswa terhadap materi yang diperdengarkan penskorannya dengan angka
0-8.
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan
bahasan makalah di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam merancang
pembelajaran pada mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer dapat
dibantu dengan model pembelajaran ASSURE. Karena model ASSURE dapat membantu
pembelajar tahap demi tahap dalam merencanakan kegiatan pembelajaran seperti
menganalisis pembelajar, membantu bagaimana menentukan tujuan, memilih
media-teknologi-strategi-materi, menggunakan media-teknologi-strategi-materi,
bagaimana membuat pebelajar berpartisipasi aktif sampai menilai dan merevisi
kegiatan yang telah berlangsung.
DAFTAR BACAAN
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja
RosdaKaryaMunir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: ALFABETA
Prayitno. 2009. Pendidikan: Dasar Teori dan Praktis Jilid I. Padang: UNP Press
Prayitno. 2009. Pendidikan: Dasar Teori dan Praktis Jilid II. Padang: UNP Press
Ratna Wilis Dahar. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga
Rusma. 2011. Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali Press
Smaldino, Sharon E, dkk. 2007. Instructional Technology And Media For Learning Ninth edition. New Jersey Columbus, Ohio: PEARSON Merrill Prentice Hall
Snelbecker E. Glen. (1974). Learning Theory Instructional Theory. USA: McGraw-Hill, inc
LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah :
SMAN 1 Pangkalan Kuras
Kelas/Semester :
XI/2
Mata Pelajaran :
Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu :
2X45 menit
Standar Kompetensi : 9.
Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau
seminar.
Kompetensi Dasar : 9.1 Merangkum isi pembicaraan dalam suatu
diskusi atau seminar.
Indikator :
- Mampu mencatat pokok-pokok pembicaraan: siapa
yang berbicara dan apa pembicaraannya.
- Mampu merangkum seluruh
isi pembicaraan kedalam beberapa kalimat
- Mampu menanggapi
rangkuman yang dibuat teman
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat merangkum isi
pembicaraan dalam suatu diskusi atau seminar
Materi pembelajaran
Hasil seminar
- Rangkuman
- Isi pembicaraan dalam
seminar
Metode Pembelajaran
1. ceramah
2. penugasan
Langkah-lanhkah kegiatan
pembelajaran
1. Kegiaran Awal (5 menit)
Guru mennyiapkan CD teks mendengarkan pembicaraan dalam diskusi
2. Kegiatan
Inti (70 menit)
a.
Eksplorasi
Guru
menjelaskan unsur-unsur intrinsik dan nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen.
B. Elaborasi
-Siswa
membaca teori tentang seminar.
-Siswa mendengarkan pembacaan makalah
hasil seminar “Infotainment”: Antara
idealisme dan bisnis.
-Siswa mencatat pokok-poko isi dalam makalah
yang dibacakan guru.
-Siswa merangkum isi makalah ke dalam
beberapa kalimat.
-Siswa menanggapai rangkuman yang dibuat
teman.
-Siswa membentuk kelompok untuk mengikuti
acara seminar di lingkingan.
C. Konfirmasi
Siswa
melaporkan hasil seminar yang dilakukan.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
Suber Belajar
1. Buku PR Bahasa
Indonesia Kelas XI Semester 2, Intan Pariwara, Hlm. 18-19
2. Buku PG Bahasa
Indonesia Kelas XI Semester 2, Intan Pariwara, Hlm. 30-32
3. Buku Kompeten
Berbahasa Indonesaia XI Semedter 2, Erlangga, Hlm. 25-26
4. Acara televisi atau
radio
5. CD
Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian dan
Bentuk Instrumen
a. Teknik :
Tes unjuk kerja
b. Bentuk :
Uji petik produk
2. Instrumen
A. Lakukan kegiatan
berikut!
1. catatlah pokok-pokok
isi dalam makalah yang dibacakan guru anda !
Pedoman Penskoran
No.
|
Deskriptor
|
Skor
|
1
2
|
Siswa mampu mencatat
pokok-pokok isi dalam makalah yang di dengarkan.
Siswa tidak mampu
mencatat poko-pokok isi dalam makalah yang didengarkan
|
2
0
|
Skor maksimum
|
2
|
2. Rangkumlah isi makalah
kedalam beberapa kalimat!
Pedoman Penskoran
No.
|
Deskriptor
|
Skor
|
1
2
|
Siswa mampu merangkum
makalah yang diperdengarkan.
Siswa tidak mampu merangkum
makalah yang diperdengarkan.
|
2
0
|
Skor maksimum
|
2
|
3. kemukakan rangkuman
yang anda buat kepada guru dan teman anda !
Pedoman Penskoran
No.
|
Deskriptor
|
Skor
|
1
2
|
Siswa mampu mengemukan
rangkuman yang telah dibuat kepada guru dan temannnya.
Siswa tidak mampu mengemukan
rangkuman yang telah dibuat kepada guru dan temannnya.
|
2
0
|
Skor maksimum
|
2
|
4. Berikan tanggapan
terhadap ta nggapan yang dibuat teman anda!
Pedoman Penskoran
No.
|
Deskriptor
|
Skor
|
1
2
|
Siswa memberikan
tanggapan terhadap ta nggapan yang dibuat teman dengan bahasa yang sopan.
Siswa tidak memberikan
tanggapan terhadap ta nggapan yang dibuat teman dengan bahasa yang sopan.
|
2
0
|
Skor maksimum
|
2
|
B. Lakukan kegiatan ini !
1. Bentuklah kelompok 2-3
orang!
2. Ikutilah acara seminar
di lingkungan anda!
3. Pada saat mengikuti
seminar catatlah hal-hal berikut:
a. Catatlah pokok-pokok isi dalam maklah
yang didengarkan tersebut!
b. Buatlah rangkuman dari isi makalah yang
di dengarkan!
Pedoman Penskoran
No.
|
Deskriptor
|
Skor
|
1
2
3
|
Siswa mampu mencatat
hal-hal dalam seminar sesuai dengan ketentuan.
Siswa mampu mencatat
hal-hal dalam seminar tetapi catatan siswa tidak lengkap sesuai ketentuan.
Siswa tidak mampu
mencatat hal-hal dalam seminar
|
8
4
0
|
Skor maksimum
|
12
|
4. Buatlah ragkuman
seminar tersebut!
Pedoman Penskoran
No.
|
Deskriptor
|
Skor
|
1
2
|
Siswa mampu membuat
rangkuma isi makalah yang didengarkan.
Siswa tidak mampu
membuat rangkuma isi makalah yang didengarkan.
|
2
0
|
Skor maksimum
|
2
|
Jumlah skor maksimum
aspek mendengarkan =2+2+2+2+2+8+2=18
Perolehan skor
Nilai akhir aspekmendegarkan
=___________________ X skor ideal (100)=.......
Skor maksimum (18)
Sorek Satu, 10 Januari
2012
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMAN 1
Pangkalan Kuras Guru Mata Pelajaran,
Drs. Suryanto Razali
Setiawan, S.Pd.
NIP 196309031998021001
Tidak ada komentar:
Posting Komentar