Selasa, 05 Juni 2012

Tugas Matakuliah Media Pembelajaran


TUGAS INDUVIDU

MATA KULIAH
MEDIA PEMBELAJARAN

PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
KELAS XI DI SMAN 1 PANGKALAN KURAS


DOSEN PENGAMPU
Dr. Indrati Kusumaningrum, M.Pd.





unp.jpeg
 









Oleh :



RAZALI
NIM : 1109875


PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012



BAB 1
A. Teori Belajar dan Pembelajaran
            Belajar pada dasarnya merupakan perubahan tingkah laku pada diri pebelajar dan perubahan pebelajar dengan lingkungan sekitar. Dengan proses belajar yang dilakukan oleh pebelajar, dinilai mampu merubah tingkah laku si pebelajar itu sendiri. Belajar menurut Hergenhahn dan Olson (2008:4) merupakan proses ketika mempelajari perilaku yang berakibat bagi seseorang untuk  bisa mengambil kesimpulan mengenai proses tersebut yang diyakini sebagai sebab dari  perubahan tingkah laku yang terjadi. Hergenhahn dan Olson (2008:8) bahwa, Belajar adalah perubahan perilaku atau potensi perilaku yang relatif permanen yang berasal dari pengalaman dan tidak bisa dinisbahkan ke temporary body states (keadaan tubuh temporer) seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit, keletihan atau obat-obatan.
            Belajar yang dimaksud Hergenhahn dan Olson adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang relatif permanen dan tidak bisa dipindahalihkan begitu saja tanpa proses yang dilakukan. Perubahan tingkah laku akibat sakit, keletihan dan pengaruh obat-obatan juga nilai sebagai hasil bukan dari proses belajar. Senada dengan Hergenhahn dan Olson, Prayitno (2009:309) mengungkapkan bahwa:
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu yang diperoleh melalui pengalaman, melalui proses stimulus-respon, melalui pembiasaan, melalui peniruan, melalui pemahaman dan penghayatan, melalui aktivitas individu meraih sesuatu yang dikehendakinya.
            Dalam hal ini Hergenhahn dan Olson membatasi perubahan tingkah laku pada perilaku yang bersifat permanen. Sedangkan Prayitno membatasinya pada konsep operasional dari belajar itu sendiri. Prayitno secara lebih operasional mengemukakan bahwa “belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru” (2009:310).
            John Dewey mengungkapkan sebagian besar dari kita tidak belajar dengan cara diberi tahu, tetapi dengan berbuat (1916). Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dimiliki setelah usaha belajar dan interaksi dilakukan untuk menguasai sesuatu yang baru. Perubahan tingkah laku yang dimaksud adalah dari tingkah laku yang sebelumnya belum dimiliki ke tingkah laku yang baru yang menetap secara permanen, bukan tingkah laku yang berubah akibat keletihan, sakit, pendewasaan dan narkoba.
            Sedangkan pembelajaran mengarah kepada proses pembelajaran yang dilakukan secara terus  menerus. Seperti yang diungkapkan Taber (2009:8) bahwa, Learning is a process concerned with changes in knowledge and understanding, so strictly a study that merely investigates what students think or believe (or at least can suggest in response to a researcher’s questions) at one point in time should not be considered to be a study of learning
            Taber menjelaskan bahwa pembelajaran lebih terpusat pada proses perubahan dan pemahaman melalui kegiatan belajar yang berlangsung secara terus menerus. Dari kegiatan yang berkelanjutan tersebut, dapat dibentuk suatu pemikiran atau keyakinan terhadap sesuatu.
            Kemudian menurut Oemar Hamalik (2008:57) pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Operasional pembelajaran sebagai proses dari pembelajaran itu sendiri menurut Prayitno (2009:478) diikuti oleh peserta didik, diatur oleh pendidik, meliputi tujuan dan isi pembelajaran, metode dan alat bantu pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan penilaian hasil belajar.
            Kegiatan belajar memiliki beberapa fase, diantaranya: fase motivasi, fase pengetahuan, fase perolehan, fase retensi, fase pemanggilan, fase generalisasi, fase penampilan, dan fase umpan balik. Berdasarkan delapan fase tersebut, menurut Ratna Wilis bahwa:
Gagne menyarankan beberapa fase dalam kegiatan pembelajaran. Yaitu mengaktifkan motivasi, memberi tahu tujuan belajar, mengarahkan perhatian, merangsang ingatan, menyediakan bimbingan belajar, meningkatkan retensi, melancarkan tranfer belajar dan mengeluarkan penampilan dengan memberikan umpan balik.
            Sedangkan Rusman (2011:1) mengatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Komponen yang dimaksud oleh Rusman adalah tujuan pembelajaran, materi, metode, dan evaluasi pembelajarannya. Jika dikaitkan dengan penelitian yang akan dilakukan, komponen-komponen tersebut harus menjadi perhatian pendidik dalam memilih atau mengembangkan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran harus memperhatikan fase dalam tindakan pembelajaran dan komponen pembelajaran itu sendiri.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan yang dalam pelaksanaannya memerhatikan fase tindakan pembelajaran dan komponen pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar yang ditentukan
B. Teori Media
Kata media merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara, sedangkan menurut istilah adalah wahana pengantar pesan. Beberapa teknologi pengajaran, banyak memberikan batasan definisi tentang media pengajaran, diantaranya: 
  1. Menurut AECT (Association of Education end Communication Tecnonology)  memberi batasan mengenai media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
  2. Menurut NEA (National Education Assocation) menyatakan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya. Dan hendakanya dapat dimanupulasi, dilihat, didengar dan dibaca. 
  3. Gagne menyatakan bahwa, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. 
  4. Briggs berpendapat, media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, misalnya buku, film bingkai, kaset dan lain-lain. 
Perkembangan selanjutnya Martin dan Briggs (1986) memberikan batasan mengenai media pembelajaran yaitu mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa.  
Kesimpulan dari berbagai pendapat di atas adalah:
  1. Media adalah wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada penerima pesan tersebut
  2. Bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan instruksional
  3. Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar pada penerima pesan (anak didik) 
Berdasarkan beberapa batasan tentang media pengajaran, maka dapat dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung dalam media pengajaran, antara lain:
  1. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu sesuatu yang dapat dilihat, didengar atau diraba dengan panca indera.
  2. Media pembelajaran memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai soft ware (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang meupakan isi yang ingin disamapaikan kepada siswa.
  3. Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.
  4. Media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik dalam kelas maupun di luar kelas.
  5. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
  6. Media pembelajaran dapat digunakan secara massa (misalnya: radio, televisi) kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: slide, film, vidio,OHP) atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio, tape/kaset video recorder). 
  7. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan suatu ilmu. 

Bentuk-bentuk Media Audio Visual

            Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk yang bervariasi sebagaiman dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya.
            Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:
  1. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
  2. Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.
  3. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.
  4. Media visual gerak contoh, film bisu
  5. Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan sebagainya
  6. Media seni gerak
  7. Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
  8. Media cetak contoh, televisi (Soedjarwono, 1997: 175).

            Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai sumber belajar, memberikan suatu alternatif dalam memilih dan mengguanakan media pengajar sesuai dengan karakteristik siswa. Media sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan audio visual. Ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan rumusan tujuan instruksional dan tentu saja dengan guru itu sendiri.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Media Audio Visual
            Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kriteria pemilihan media pengajaran antara lain “tujuan pengajaran yang diingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak, mutu teknis, dan biaya” (Basyiruddin, 2002: 15). Oleh sebab itu, beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai dengan pendapat lain yang mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media pengajaran sebagai berikut:
  1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa seperti menghafal, melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan pemikiran prinsip-prinsip seperti sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan t5ugas-tuigas yang melibatkan pemikiran tingkat yang lebih tinggi.
  2. Tepat untuk mendukung isis pelajaran yang yang sifatnya fakta, konsep, prinsip yang generalisasi agar dapat membantu p0roses pengajaran secara efektif, media harus selaras dan menunjang tujuan pengajaran yangt telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.
  3. Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam memilih media sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan atau berdampak pada hasil pengajaran siswa.
  4. Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
  5. Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kerlompok besar belum tentu sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecilatau perorangan. Ada media yang tepat untuk kelompoik besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
  6. Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotograf harus memenuhi persaratan teknis tertentu misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang berupa latar belakang (Arsyad, 2002 : 72)


Dengan adanya gambaran di atas, kriteria pemilihan media audio visual memiliki kriteria yang merupakan sifat-sifat yang harus dipraktekan oleh pemakai media, kriteria tersebut antara lain:
  1. Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
  2. Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran.
  3. Harus luwes, keperaktisan, dan ketahan lamaan media yang bersangkutan untuki waktu yang lama, artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan (Sadiman, 2002 :1984)

Dengan berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa pemilihan media harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik anak didik, pemilihan media audio visual dapat membantu siswa dalam menyerap isi pelajaran, media yang dipilih harus mampu memberikan motivasi dan minat siswa untuk lebih berprestasi dan termotivasi lebih giat belajar.

Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu, diperlukan tenaga pengajar yang memiliki kemampuan dan kecakapan yang memadai, kinerja, dan sikap yang baru serta memiliki peralatan yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur.

BAB II
  RANCANGAN PENGGUNAAN MEDIA DENGAN MODEL ASSURE
A. Pegertian Assure
Model ASSURE adalah jembatan antara peserta didik, materi, dan semua bentuk media. Model ini memastikan pengembangan pembelajaran dimaksudkan untuk membantu pendidik dalam pengembangan instruksi yang sistematis dan efektif. Hal ini digunakan untuk membantu para pendidik mengatur proses belajar dan melakukan penilaian hasil belajar peserta didik. Ada enam langkah dalam pengembangan model ASSURE yaitu: Analyze learner; State objectives; Select instructional methods, media and materials; Utilize media and materials; Require learner participation; Evaluate and revise.
            Rancangan penggunaan media dengan model ASSURE akan dilakukan pada ruang kelas mahasiswa yang mengambil mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Padang. Dalam buku panduan akademik, mata kuliah ini akan keluar pada semester ganjil hitungan semester lima untuk setiap tingkatnya. Dimana kegiatan pembelajarannya dilakukan di laboratorium komputer program studi.
2.    PENGGUNAAN MODEL ASSURE

1.      Analisis Pebelajar
            Karakteristik umum dari pebelajar Desain Pembelajaran Berbasis Komputer adalah pebelajar yang sudah melalui pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Diasumsikan dapat membaca, memahami dan menganalisis bahkan dapat berkreatifitas mengeluarkan ide-ide untuk menunjukkan eksistensi dari diri sendiri. Bisa menggunakan dan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dan memiliki keberagaman suku namun semuanya berkewarganegaraan Indonesia. Dengan kemajuan terknologi informasi dan komunikasi, semua pebelajar diasumsikan dapat berinteraksi dengan internet. Secara umum, pebelajar meperliahatkan kurang tertarik dan apati terhadap kegiatan pembelajaran ketika aktivitas berorientasi pada buku teks.
Sedangkan karakteristik dasar yang spesifik yang dimiliki pebelajar untuk mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer adalah bahwa mereka sudah memiliki stomata tentang Pembelajaran Berbasis Komputer sejak awal bergabung dengan program studi Teknologi Pendidikan. Kompetensi prasayat yang akan digunakan pada mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer adalah mengetahui jenis mata pelajaran di sekolah dasar dan mengengah yang akan dikembangkan dan memiliki keinginan untuk mengeluarkan ide dalam merancang pembelajaran berbasis komputer.
            Selain itu, gaya belajar yang dimiliki pebelajar adalah beragam, baik itu kecerdasan majemuk, kekuatan konseptual, kebiasaan memproses informasi, motivasi, dan faktor fisiologis.
2.      Menentukan standar dan tujuan
            Berdasarkan tujuan pendidikan nasional (aims), tujuan pendidikan untuk perguruan tinggi (goals), maka standar (sebagai objectives) yang harus dipenuhi pebelajar pada mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer adalah memahami model-model pengembangan pembelajaran berbasis komputer.
            Sedangkan tujuan akhir yang harus dicapai pebelajar adalah bahwa pebelajar dapat merancang dan menghasilkan sebuah rancangan untuk kegiatan pembelajaran berbasis kompuer di kelas dasar dan menengah (rumus ABCD-audience, behavior,condition and degree).
3. Memilih strategi, teknologi, media dan materi
a.    Memilih strategi
            Jika merujuk pada ARCS (attention, relevant, confidence and satisfaction) maka strategi yang akan dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini adalah strategi yang berpusat pada pembelajar dan strategi yang berpusat pada pebelajar.
b.   Memilih teknologi dan media
            Jika merujuk pada kriteria media dan teknologi yang disebut Smaldino (2007:97) maka teknologi dan media yang dipilih dalam perencanaan pembelajaran ini menggunakan teknologi berbasis komputer. Melibatkan unit komputer, jaringan internet, web pembelajaran yang dirancang oleh pembelajar, whiteboard, dan proyektor.
c.    Memilih materi
            Sebelum memilih materi, terlebih dahulu akan dilakukan obsevasi awal dengan melakukan pengumpulan materi yang siap pakai, meminta keterlibatan spesialis materi dan memintai pendapat dari pembelajar lain. Kesemuanya akan digabung dan diseleksi menjadi materi yang akan digunakan dalam perencanaan pembelajaran ini. Pemilihan itu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan kebutuhan dari pelajar, karena materi yang siap pakai yang diperoleh, biasanya butuh sentuhan modifikasi, maka sentuhan itu perlu keterlibatan spesialis dan pembelajar lain. Kemudian dalam pemilihan materi juga akan memerhatikan hak cipta dari materi tersebut. Maka materi yang dipilih dalam pembelajaran yang akan dilakukan adalah Model-model Pembelajaran Berbasis Komputer. Ada empat model, model drill, model simulasi, model games dan model tutorial. Materi ini dimasukkan ke dalam web pembelajaran yang akan digunakan.
4.  Menggunakan teknologi media dan materi
            Menggunakan terknologi, media dan materi digunakan proses 5P, preview, prepare (teknologi, media dan materi), prepare (lingkungan), prepare (pebelajar) and provide. Setelah semuanya bisa dikondisikan untuk kondisi belajar, maka dilakukan kegiatan pembelajaran.
            Kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan menggunakan model pembelajaran blended learning, yaitu menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Web pembelajaran yang telah disediakan pembelajar digunakan sebagai media di dalam ruang kelas dan sebagai sumber belajar di luar ruang kelas. Untuk sumber belajar, web pembelajaran dibaca dan dipahami pebelajar, hasil pemahaman masing-masing akan dibahas dalam diskusi pada pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan sebagai media, web pembelajaran membantu memberikan contoh konkrit dari pada yang pembelajar jelaskan. Karena menggunakan ruangan yang membutuhkan arus listrik, perlu mencek arus dan memastikan semua komputer terhubungan ke  internet. Memeriksa semua perlatakan yang dibutuhkan seperti speaker, headset dan printer. Selain lingkungan, juga mengkondisikan pebelajar mulai dari motivasi dan minat.
            Pada pelaksanaan di ruang kelas, pebelajar memiliki masing-masingnya satu unit komputer. Melalui komputer masing-masing pembelajar akan mengakses web pembelajaran. Ketika pembelajar merasa pebelajar membutuhkan penjelasan lebih lanjut dan detail, contoh dan perbandingan dari model pembelajaran berbasis komputer maka pebelajar diminta untuk memerhatikan web pembelajaran. Bila perlu, komputer pembelajar ditampilkan melalui proyektor agar tidak bias. Jadi dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka, pada saat yang dirasa dibutuhkan pembelajaran online maka dilakukan pembelajaran online dalam kegiatan pembelajaran tatap muka. Yang kemudian disebut dengan blended learning.
5.  Mengharuskan partisipasi pebelajar
            Pelaksanaan blended learning menuntut partisipasi aktif dari pebelajar, melalui forum diskusi yang disediakan dalam web pembelajaran, tanya jawab melalui komentar-komentar di bawah materi bahasan dan juga beberapa halaman sites yang diisi oleh team-team. Kupasan materi yang diupload team, disepakati diawal pembelajaran. Bentuk tuntutan untuk pebelajar adalah berupa latihan-latihan, laporan diskusi di luar ruang kelas, tugas kelompok yang akan dipresentasikan dan partisipasi dalam diskusi di ruang kelas.
            Dari partisipasi pebelajar diharapkan pebelajar memiliki pengalaman yang mengantarkan mereka pada kompetensi untuk berkreatifitas menghasilkan rancangan pembelajaran  berbasis komputer. Baik itu merancang pembelajaran, flowchart dan storyboard.
6.  Mengevaluasi dan merevisi
            Ada beberapa hal yang akan dievaluasi dan direvisi, diantaranya adalah hasil belajar dengan penilaian autentik dan portofolio, kemudian mengevaluasi strategi, terknologi dan media yang dipilih serta evaluasi pembelajar.
            Pertama evaluasi hasil belajar dengan autentik, yaitu mengharuskan pebelajar untuk menggunakan proses yang sesuai dengan konten dengan bagaimana konten tersebut digunakan dalam dunia nyata. Dalam mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer, akan dievaluasi bagaimana kemampuan pebelajar untuk merancang pembelajaran berbasis komputer menggunakan empat model pembelajaran yang telah dikenalkan. Penilaian autentik ini akan didukung dengan portofolio yang dimiliki pebelajara selama melakukan proses pembelajaran, baik itu tugas kelompok, tugas pribadi dan rancangan desain pembelajaran berbasis komputer. Portofolio yang dibuat pebelajar menggambarkan pencapaian pebelajar terkait dengan analisis, sintesis dan evaluasi. Karena ini blended learning, juga ada portofolio eletronik dan portofolio tradisional. Portofolio elektronik diserahkan dalam bentuk CD yang diburning dan portofolio tradisional dalam bentuk printout.
            Kedua mengevaluasi strategi, teknologi dan media akan dilakukan dengan melakukan survei dan observasi. Survei dilakukan dengan cara membagikan daftar pertanyaan berupa pendapat pebelajar terhadap strategi, teknologi dan media yang digunakan. Sedangkan observasi digunakan untuk melihat secara langsung umpan balik pebelajar dari strategi, teknologi dan media yang digunakan.
            Ketiga evaluasi pembelajar dilakukan dengan empat cara, yaitu melalui diri sendiri, pebelajar, rekan dan administrator. Dengan diri sendiri dilakukan dengan membuat rekaman audio atau video berisi kegiatan pembelajaran. Dari audio dan video yang diperoleh, pembelajar dapat mempelajari seluruh kegiatan dan memperbaiki diri.
            Pebelajar juga dapat dimintai untuk melakukan penilaian dengan memberikan saran-saran dan masukan. Begitu juga dengan rekan sejawat, rekan dapat melakukan pemantauan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan mintai saran untuk melakukan perbaikan. Dan dengan bantuan adminstrator juga bisa dilakukan, yaitu dengan cara administrator mengunjungi kelas dan memberikan masukan pada pembelajar yang telah melakukan kegiatan pembelajaran.
Rancangan pembelajaran untuk pembelajaran Bahasa Indonesia model ASSURE dapat dilihat pada lampiran. Kelas XI SMAN 1 Pangkalan Kuras ditetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) untuk bidang studi Bahasa Indonesia adalah 70, oleh sebab itu dengan penerapan rancangan pembelajaran model ASSURE ini diharapkan siswa mampu bekerja mencapai KKM tersebut. Model ASSURE merupakan model desain pembelajaran yang bersifat praktis dan mudah diimplimentasikan dalam mendesain aktivitas pembelajaran yang bersifat individual maupun klasikal. Dalam menganalisis karakteristik siswa sangat memudahkan untuk menentukan metode, media dan bahan ajar yang akan digunakan, sehingga dapat menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien dan menarik. Berikut analisis disesuaikan dengan model ASSURE
a. Analisis siswa
SMAN 1 Pangkalan Kuras merupakan salah satu sekolah menengah atas di Sorek Satu. Letak sekolah ini sangat strategis yaitu terletak di ibu kota Kecamatan Pangkalan Kuras. SMAN 1 pangkalan Kuras  akan diterapkan model pembelajaran yang model ASSURE. Pelaksanaan pembelajaran del ASSURE ini akan diterapkan di kelas XI IPA dan IPS. Kelas XI terdiri dari 7 lokal yaitu 3 lokal IPA dan 4 lokal IPS. Kelas XI IPA 1 terdiri dari 43 siswa, XI IPA 2 terdiri dari 41 siswa, XI IPA 3 terdiri dari 42 siswa. Sedankan untuk lokal IPS 1 tersiri dari 42 siswa, XI IPA 2 terdiri dari 42 siswa, XI IPA 3 terdiri dari 42, dan XI IPS 4 terdiri dari 37 siswa. 

b. Tujuan dan standar yang diharapkan
Satandar kompetensi : memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar. Kompetensi dasar: merangkum isi pembicaraan dalam diskusi atau seminar. Indikator : A) mampu mencatat pokok-pokok pembeicaraan dan apa isi pembicaraannya. B) Mampu merangkum seluruh isi pembicaraan kedalam beberapa kalimat. C) mampu menanggapai rangkuman ynag dibuat teman. Tujuan dari materi ini ialan agar siswa dapat merangkum isi pembeicaraan dalam suatu diskusi atau seminar.

b. Media yang digunakan
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa media yang digunakan adalah media Audio Visual ( rekaman pembicaraan sustu diskusi atau seminar ). Melalui media Ausio Visual ini guru melengkapi materi pembelajaran dengan menggunakan CD mendengarkan.
1.Media  ( audio visual )
Rekaman CD disiapkan dan akan diputarkan dihadapan siswa.
d. Bahan ajar
Bahan ajar yang dibuat guru berupa Diktat atau buku paket bahasa Indonesia untuk kelas XI yang materinya membahas tentang memahami pendapat dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar yaitu merangkum isi pembicaraan dalam diskusi atau seminar.
e.Evaluasi
Evalusi yang digunakan berupa tes essay pada setiap pertemuan atau bisa juga digunakan tes objektif untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi, tetapi dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melampirkan penilaian observasi sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diperdengarkan penskorannya dengan angka 0-8.











BAB III
KESIMPULAN
            Berdasarkan bahasan makalah di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam merancang pembelajaran pada mata kuliah Desain Pembelajaran Berbasis Komputer dapat dibantu dengan model pembelajaran ASSURE. Karena model ASSURE dapat membantu pembelajar tahap demi tahap dalam merencanakan kegiatan pembelajaran seperti menganalisis pembelajar, membantu bagaimana menentukan tujuan, memilih media-teknologi-strategi-materi, menggunakan media-teknologi-strategi-materi, bagaimana membuat pebelajar berpartisipasi aktif sampai menilai dan merevisi kegiatan yang telah berlangsung.
 DAFTAR BACAAN
Mulyasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja RosdaKarya
Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: ALFABETA
Prayitno. 2009. Pendidikan: Dasar Teori dan Praktis Jilid I. Padang: UNP Press
Prayitno. 2009. Pendidikan: Dasar Teori dan Praktis Jilid II. Padang: UNP Press
Ratna Wilis Dahar. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga
Rusma. 2011. Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesional Guru. Jakarta: Rajawali Press
Smaldino, Sharon E, dkk. 2007. Instructional Technology And Media For Learning Ninth edition. New Jersey Columbus, Ohio: PEARSON Merrill Prentice Hall
Snelbecker E. Glen. (1974). Learning Theory Instructional Theory. USA: McGraw-Hill, inc








LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah                       : SMAN 1 Pangkalan Kuras
Kelas/Semester           : XI/2
Mata Pelajaran          : Bahasa Indonesia
Alokasi Waktu           : 2X45 menit

Standar Kompetensi : 9.  Memahami pendapat dan informasi dari berbagai sumber dalam diskusi atau seminar.
Kompetensi Dasar    : 9.1 Merangkum isi pembicaraan dalam suatu diskusi atau seminar.

Indikator         :
- Mampu mencatat pokok-pokok pembicaraan: siapa yang berbicara dan apa pembicaraannya.
- Mampu merangkum seluruh isi pembicaraan kedalam beberapa kalimat
- Mampu menanggapi rangkuman yang dibuat teman

Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat merangkum isi pembicaraan dalam suatu diskusi atau seminar

Materi pembelajaran
Hasil seminar
- Rangkuman
- Isi pembicaraan dalam seminar

Metode Pembelajaran
1. ceramah
2. penugasan

Langkah-lanhkah kegiatan pembelajaran
1.  Kegiaran Awal (5 menit)
Guru mennyiapkan CD teks mendengarkan pembicaraan dalam diskusi

2.  Kegiatan Inti (70 menit)
     a. Eksplorasi
     Guru menjelaskan unsur-unsur intrinsik dan nilai-nilai yang terdapat dalam cerpen.

     B.  Elaborasi
            -Siswa membaca teori tentang seminar.
            -Siswa mendengarkan pembacaan makalah hasil seminar “Infotainment”: Antara   idealisme dan bisnis.
            -Siswa mencatat pokok-poko isi dalam makalah yang dibacakan guru.
            -Siswa merangkum isi makalah ke dalam beberapa kalimat.
            -Siswa menanggapai rangkuman yang dibuat teman.
            -Siswa membentuk kelompok untuk mengikuti acara seminar di lingkingan.

     C.  Konfirmasi
          Siswa melaporkan hasil seminar yang dilakukan.

3. Kegiatan Akhir (10 menit)

Suber Belajar
1. Buku PR Bahasa Indonesia Kelas XI Semester 2, Intan Pariwara, Hlm. 18-19
2. Buku PG Bahasa Indonesia Kelas XI Semester 2, Intan Pariwara, Hlm. 30-32
3. Buku Kompeten Berbahasa Indonesaia XI Semedter 2, Erlangga, Hlm. 25-26
4. Acara televisi atau radio
5. CD

Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian dan Bentuk Instrumen
    a. Teknik     : Tes unjuk kerja
    b. Bentuk    : Uji petik produk

2. Instrumen
A. Lakukan kegiatan berikut!
1. catatlah pokok-pokok isi dalam makalah yang dibacakan guru anda !

Pedoman Penskoran
No.
Deskriptor
Skor
1
2
Siswa mampu mencatat pokok-pokok isi dalam makalah yang di dengarkan.
Siswa tidak mampu mencatat poko-pokok isi dalam makalah yang didengarkan
2
0

Skor maksimum
2

2. Rangkumlah isi makalah kedalam beberapa kalimat!

Pedoman Penskoran
No.
Deskriptor
Skor
1
2
Siswa mampu merangkum makalah yang diperdengarkan.
Siswa tidak mampu merangkum makalah yang diperdengarkan.

2
0

Skor maksimum
2



3. kemukakan rangkuman yang anda buat kepada guru dan teman anda !
Pedoman Penskoran
No.
Deskriptor
Skor
1

2
Siswa mampu mengemukan rangkuman yang telah dibuat kepada guru dan temannnya.
Siswa tidak mampu mengemukan rangkuman yang telah dibuat kepada guru dan temannnya.

2
0

Skor maksimum
2

4. Berikan tanggapan terhadap ta nggapan yang dibuat teman anda!
Pedoman Penskoran
No.
Deskriptor
Skor
1

2
Siswa memberikan tanggapan terhadap ta nggapan yang dibuat teman dengan bahasa yang sopan.
Siswa tidak memberikan tanggapan terhadap ta nggapan yang dibuat teman dengan bahasa yang sopan.

2
0

Skor maksimum
2

B. Lakukan kegiatan ini !
1. Bentuklah kelompok 2-3 orang!
2. Ikutilah acara seminar di lingkungan anda!
3. Pada saat mengikuti seminar catatlah hal-hal berikut:
    a. Catatlah pokok-pokok isi dalam maklah yang didengarkan tersebut!
    b. Buatlah rangkuman dari isi makalah yang di dengarkan!

Pedoman Penskoran
No.
Deskriptor
Skor
1
2

3
Siswa mampu mencatat hal-hal dalam seminar sesuai dengan ketentuan.
Siswa mampu mencatat hal-hal dalam seminar tetapi catatan siswa tidak lengkap sesuai ketentuan.
Siswa tidak mampu mencatat hal-hal dalam seminar

8
4

0

Skor maksimum
12

4. Buatlah ragkuman seminar tersebut!
Pedoman Penskoran
No.
Deskriptor
Skor
1
2
Siswa mampu membuat rangkuma isi makalah yang didengarkan.
Siswa tidak mampu membuat rangkuma isi makalah yang didengarkan.

2
0


Skor maksimum
2

Jumlah skor maksimum aspek mendengarkan =2+2+2+2+2+8+2=18
                                                         Perolehan skor
Nilai akhir aspekmendegarkan =___________________ X skor ideal (100)=.......
                                                         Skor maksimum (18)

Sorek Satu, 10 Januari 2012

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMAN 1 Pangkalan Kuras                                         Guru Mata Pelajaran,





Drs. Suryanto                                                                                          Razali Setiawan, S.Pd.
NIP 196309031998021001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar